Minggu, 11 Desember 2011

Terpisah Oleh Takdir part 6

heeeelllloooooo :) missyaaa...
udah lama nih gue gak pernah nulis cerpan lagi, di karenakan ada sesuatu dan lain hal :D hehehe,,
okee lgsung aja,, mumpung ada waktu, hari ini sebelum sekolah menghadapi semesteran, gue mau lanjutin cerpan gue dulu yaa.. selamat membaca :)
cekidddoootttt,......

“Aku ngggak percaya dit, aku tahu kamu masih suka dengan Lili, aku punya buktinya !” Indah pun melepas genggaman Didit.
“Bukti ? Bukti apa ?” Didit penasaran.
“Ini buktinya, kamu bergandengan tangan kan dengan Lili pada saat acara hari Minggu yang lalu !” sambil menunjukkan foto Didit yang sedang bergandengan dengan Lili.
“Tenang ndah, aku bisa jelasin. Dulu aku memang suka dengan Lili, tapi sekarang aku sudah nggak suka lagi kok, walaupun masih sisa sedikit karena aku sadar, aku udah punya kamu yang selalu setia sama aku ndah, tolong percaya sama aku.” Didit berusaha menjelaskan semuanya kepada Indah.
“Berarti itu sama saja kamu masih suka dengan Lili !” Indah pun marah dan berlari masuk ke kamarnya.

     Didit pun pulang dengan tampang yang sangat lesu, ia sudah menjelaskan pada Indah, tapi Indah tetap nggak mau mengerti. Akhirnya rahasia Diditpun terbongkar sudah, ia merasa bersalah dengan Indah, tetapi Indah tak mau mengerti.

     Berkali-kali Didit memminta maaf pada Indah, tapi Indah tak mau memaafkan dan terus bersikap cuek terhadap Didit, Didit pun bingung harus dengan cara apa lagi ia meminta maaf pada kekasihnya itu. Didit telah menjelaskan tentang foto itu, bahwa ia dan Lili hanya di suruh temannya untuk berfoto karena warna baju mereka yang sama, yaitu berwarna putih hitam bergaris-garis. Tidak ada maksud apapun soal foto itu dan Didit tidak mempunyai hubungan lain selain teman dengan Lili. Tetapi Indah masih tidak percaya.


>>> 

     Seminggu telah berlalu, Indah masih tetap marah dan cuek dan Didit, padahal Didit telah meminta maaf padanya, tapi Indah tak menerima permintaan maaf dari Didit. Terdengar suara getar handphone Indah, ia pun mengambilnya dan membuka sebuah pesan, pesan tersebut dari Didit

Apalah salahku..
Apaka aku patut diabaikan ?
Dirimu yang kusayang, mengapa kau begiu padaku ?
Di manakah salahku ?
Inikah balasanmu kepadaku setelah aku benar-benar menyayangimu ?
Asalkan kau tau betapa besar sayangku padamu…

    Setelah membaca pesan dari Didit, Indah pun mengeluarkan air mata, ia sangat merasa bersalah karena sudah memarahinya dan selalu cuek. Indah sudah tak mau begini lagi, ia harus meminta maaf pada Didit.
Tetapi semua itu sudah terlambat, Didit pagi-pagi telah berangkat ke bandara untuk pergi ke Australia melanjutkan sekolahnya. Ia tidak pamitan pada Indah, karena ia takut Indah akan memarahinya lagi.




“Tante, Didit kemana tante ?” Tanya Indah kepada ibu Didit saat Indah datang ke rumah Didit.
“Didit udah pergi ke Australia sayang, pagi-pagi sekali ia udah pergi ke bandara. Emangnya Didit nggak pamitan sama kamu ndah ?” Tanya ibu Didit.
“Nggak tante, karena ada masalah di antara kita.” Ucap Indah.
“Ya udah, ceritakan saja pada tante masalahnya apa, mungkin tante bisa bantu kalian,” mengajak Indah untuk duduk di ruang tamu.

    Indah menceritakan masalah yang sedang mereka hadapi. Di tengah perbincangan mereka, tiba-tiba ada telepon dari bandara yang memberitahukan berita duka. Ternyata pesawat yang Didit tumpangi yang akan ke Australia mengalami sebuah kecelakaan. Ibu Didit pun sangat syok mendengar anaknya yang telah meninggal dunia akibat kecelakaan.


---------> Bersambung.....
Pesawat Didit mengalami kecelakaan ? Apa yang akan terjadi setelah ini ? Apakah Didit akan selamat ? dan bagaimanakah dengan Indah ?
Tunggu aja kelanjutannya yaaa,, gue mau belajar dulu :D hahahaa...

Thanks for reading :) HOPE you LIKE  :)
enccaaaahhhhh........




Tidak ada komentar:

Posting Komentar