Senin, 05 September 2011

Terpisah Oleh Takdir part 2

hai guyyssss :) back to me again ({})
hari ini gue mau lanjutin CERPAN gue yg udah gue tulis kemarin :D karena permintaan dari sahabat gue, RATNA YUNITA, yaudah deh,, gue lanjutin sambungannya yaa..
cekiddoooooottttttttt,,,.. bekicoooooottttttt....



From : Indah My Friend
Time : 10.15 am
Dit, aku udah sampai di Bandung ney dit. Aku ngumpul-ngumpul bareng keluarga di sini, seneng banget deh rasanya bisa bertemu saudara-saudaraku lagi. ^_^

   Didit terkejut dan senang membaca sms dari Indah. Ia terkejut Karena melihat waktu sms ini dikirim, sedangkan ia membacanya pada sore hari. Senangnya, karena Indah sms ia lagi. Didit pun buru-buru membalas sms dari Indah

To : Indah My Friend
Ooohh syukurlah ndah klo kamu udah nyampe dan bisa berkumpul bersama keluargamu lagi, aku juga ikut senang. Sorry ya ndah, baru bisa balas sms mu sekarang  soalnya tadi aku lagi gak liat hape, aku juga tadi lagi tidur, ney aja aku baru bangun makanya baru bisa balas sms mu sekarang. Sekali lagi sorry ya ndah. ^_^

From : Indah My Friend
Huhh… !! iya dit gak apa-apa, aku gerti kok ! >.<

Indah pun membalas sms dari Didit. Didit pun langsung membaca sms dari Indah, tapi Didit berfikir sepertinya Indah masih marah dengan Didit karena sms Indah baru dibalas oleh Didit.

To : Indah My Friend
Ndah, maafin aku dong ndah. Aku bener-bener gak tau kalau kamu tadi sms aku, maaafff bangeet ya ndah. Jangan marah gitu donggg :(

    Indah yang membaca sms Didit langsung merasa kasihan kepada Didit. Indah pun langsung memaafkan Didit dan membalas sms-nya. Seharian mereka saling mengirim pesan, Indah menceritaka kepada Didit tentang liburannya di Bandung. Didit yang membacanya pun ikut merasa senang karena Indah bisa berkumpul kembali dengan keluarganya di Bandung. Indah dulu memang sering bercerita kepada Didit tentang keluarganya di Bandung. Didit pun demikian, ia menceritakan keluarganya yang berada di Bali. Mereka berdua memang berbeda agama, tetapi hal itu tidak membuat mereka berdua tidak menghargai satu sama lain.
>>> 
    Seminggu pun telah berlalu, setelah bersenang-senang menghabiskan waktu di Bandung bersama keluarga dan saudara-saudaranya, akhirnya Indah dan keluarga harus berpisah dengan keluarga di Bandung, karena harus mengunjungi keluarga mereka juga yang berada di Surabaya. Indah pun sedih karena harus berpisah berpisah, rasanya ia ingin sekali lama berada di Bandung. Tapi itu tidak mungkin, karena Indah harus ke Surabaya dan pulang ke Mataram untuk melanjutkan sekolahnya.

“Ma, aku mau diam di sini ma.” Indah memohon kepada mamanya.
“Nggak bisa sayang, kita belum mengunjungi keluarga kita di Surabaya.” Mama Indah menjelaskan.
“Iya aku tahu ma, tapi kan kita nggak pernah ke sini lagi selama empat tahun.” Dengan wajah cemberut.
“Mama tahu ndah, tapi kan kita juga harus pulang ke Mataram lagi, mama sama papa kan harus kerja, kamu kan juga harus melanjutkan sekolahmu di SMA. Kapan-kapan kita ke sini lagi kok sayang, jangan cemberut gitu dong.” Mama menasihati Indah.
“Hmm,, iyaaa ma.” Jawab Indah sedikit kesal.

    Indah dan keluarga pun berpamitan dengan keluarga mereka yang berada di Bandung. Memang berat bagi Indah untuk berpisah kembali dengan keluarganya, tapi itu harus ia lakukan karena tak mungkin ia selamanya harus tinggal di Bandung. 

“Mbak Indah hati-hati di jalan ya, jaga kesehatan, jangan berkelahi lagi dengan Arief.” Syahla menatap mata Indah.
“Iya Syahla, kamu juga baik-baik di sini ya, jaga keluarga di sini.” Indah pun meneteskan air mata.
    Mereka pun saling berpelukan sambil meneteskan air mata. Dengan berat hati Indah meninggalkan Syahla dan keluarganya menuju stasiun kereta api. Kereta yg mereka tumpangi pun berangkat, Indah melambaikan tangan untuk keluarganya sebagai tanda perpisahan.

    Di dalam kereta Indah masih bersedih, tapi ia tidak mau memperlihatkan kesedihannya itu kepada kedua orang tuanya dan adiknya. Tiba-tiba handphone Indah berbunyi ‘ Didit Calling ‘ yang ada di layar handphone Indah. Ternyata Didit menelpon Indah, Indah pun mengangkat telpon dari Didit. Indah pun berbincang-bincang dengan Didit melalui handphone, ia juga curhat ke Didit tentang kesedihannya yang nggak mau berpisah dengan keluarganya di Bandung. 

“Udahlah ndah nggak usah nangis lagi, yang penting kamu kan udah bisa ketemu sama mereka, pasti akan bertemu lagi kok.” Didit menenangkan Indah yang sedang bersedih.
“Iyaa sih dit, tapi kapan aku bisa ketemu lagi ?” tanya Indah.
“Kita juga nggak tau kpan ndah, tapi pasti kok ndah, siapa tahu saja mereka yang datang ke Mataram, percaya deh ma aku ndah, jangan sedih lagi ya.” Didit menjawab.
“hmm,, iyaa dit sekarang aku udah mulai tenang, makasih ya udah dengerin curhatanku dari tadi, dan memberi aku nasihat.” Indah senyum-senyum sendiri.
“Iya ndah sama-sama, kalau kamu ada masalah lagi cerita ke aku lagi ya. Ini kan udh jam 11 malam, kamu tidur aja ya.” Didit pun ikut senyum-senyum sendiri.
“Iya dit,” jawab Indah.

    Indah pun mengakhiri pembicaraannya dengan Didit dan langsung mematikan telepon dari Didit. Kini hati Indah sedikit agak lega karena telah menceritakan semua kesedihannya kepada Didit. Indah memang sering curhat ke Didit, akhir-akhir ini keduanya memang sangat dekat sekali. Nggak heran kalau setiap hari Indah di temani oleh Didit melalui sms. Walaupun Indah kini jauh dengan Didit, tetapi mereka tetap saling berkomunikasi melalui handphone. Entah itu melalui sms ataupun dengan cara menelpon.
>>> 
 --------> Bersambung...


hahaha ;D Smpe d sini dulu yaa,,klo ada wktu kita smbung lagi :)
thank you for reading :) Hope you LIKE ! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar