Selasa, 06 September 2011

Terpisah Oleh Takdir part 3


 haii guyssss,,, mumpung masih ada wktu, gue mau lanjutin CERPAN gue yg kmarin yaa,, semoga kalian sukaa :)
cekiidooottttttt..

>>>

   Baru 5 hari di Surabaya Indah telah merasa sangat bosan, rasanya di Bandung dengan di Surabaya bedanya sangat jauh. Indah mulai merasa bosan, ingin sekali ia segera cepat pulang ke Mataram. Bagi Indah lebih enak di Mataram dari pada di Surabaya karena di Surabaya udaranya yang sangat panas. Itulah yang membuat Indah merasa bosan, salain itu Indah juga kangen dengan teman-temannya yang berada di Mataram, terutama Didit orang yang selalu menjadi tempat curhat Indah. Tak disangka Didit menyatakan rasa kangennya pada Indah, Indah pun demikian, ia juga mengatakan hal yang sama pada Didit. Ternyata sekarang keduanya sudah mulai dekat dan mulai mempunyai rasa suka terhadap keduanya.
    Sore hari Indah sedang berada di belakang rumahnya, duduk di dekat sawah yang hijau, melihat pemandangan yang sangat indah, dan angin yang sepoi-sepoi membuat suasana sore hari ini terasa lebih sejuk dari sore hari sebelumnya. Indah memandang langit yang biru nan cerah, ingin sekali ia berbicara pada langit seandainya ia dapat berbicara pada langit ia pasti akan berkata.

“Hmmm,,sore hari ini sangat indah ya, seindah namaku,” Indah menghirup udara sore hari yang begitu segar.
“Aku ingin bertanya pada langit mengapa hari ini, di tempat ini, pada sore hari ini aku baru bisa merasakan indah dan sejuknya kota Surabaya? Padahal hari-hari sebelumnya, aku tak pernah merasakan kesejukan yang seperti ini, walaupun setiap sore hari aku selalu berada di tempat ini. Apakah ada keajaiban untukku ?” Indah bertanya pada langit dan memandangnya.

ceritanya suasanya begini ;P
    Tak lama kemudian, Indah yang sedang menikmati pemandangan pada sore hari itupun dikejutkan oleh suara handphone Indah yang berbunyi. Indah pun segera mengambil handphone nya yang berada di kantong celananya, setelah di lihat ternyata ‘ Didit My Friend Calling ’ yang terdapat di layar handphone Indah, ia sangat kaget dan tak menyangka Didit menelpon Indah lagi, ia bertanya pada hati, ada apa ini tak biasanya Adit menelpon. Indah pun mengangkat telepon dan memulai pembicaraan.

“Hai dit, apa kabar ?” Indah memulai menyapa adit dengan suara yang terputus-putus.
“Baik-baik aja kok ndah, kalau kamu bagaimana ?” Didit balik bertanya.
“Baik juga kok dit,” Suara Indah masih terputus-putus.
“Lho ?? Kenapa suaramu gitu ndah ?” Didit penasaran.
“Ahh,,nggak ada kok dit, tadi aku cuma kaget ja,kok tiba-tiba kamu nelpon,heheh ,” Indah malu-malu.
“oohh,, ahahhaahhaha,” Didit tertawa mendengar perkataan Indah.

    Didit dan Indah pun melanjutkan perbincangan mereka, mereka saling bercanda dan tertawa, bercerita apapun yang mereka inginkan, memberi solusi satu sama lain, dan juga mereka saling menghargai, sungguh pertemanan yang sangat indah. Tak pernah terbayangkan oleh Indah mempunyai teman cowok yang sangat menyenangkan dan baik hati seperti Didit, walaupun Indah di sekolahnya mempunyai banyak teman cowok, tetapi tidak ada yang seperti Didit. Baru sekali ini dia akrab dengan teman cowoknya.
    Tak lama ketika mereka sedang asyik berbincang-bincang, Didit mengatakan hal yang tidak pernah ia katakana kepada Indah, Indah pun terkejut mendengar Didit mengatakan hal tersebut. Ternyata Didit mengungkapkan isi hatinya kepada Indah, bahwa selama ini Didit menyukai Indah. Indah terdiam kaku dan terkejut mendengar itu semua. Apakah yang dikatakan oleh Didit itu sungguh-sungguh atau hanya sekedar lelucon saja ?

“Hahh ? Tadi kamu bilang apa dit ?” pura-pura nggak dengar.
“Aku bilang, aku suka sama kamu ndah,” Didit mengatakannya dengan sangat pelan.
“hmm,,kamu pasti bohong kan dit ?” Indah masih tak percaya
“Nggak ndah, aku nggak bohong, aku serius kok.” Dengan tampang yang serius.
“ohhh,, terus ??” Indah masih tak percaya pada Didit.
“Hmm,,eee kita jadian yuk ?” Didit malu-malu.

    Indah berfikir sejenak, ia bingung apa yang harus ia katakan kepada Didit, di sisi lain ia masih suka dengan teman lamanya yang bernama Fahri, walaupun sebenarnya Fahri tidak pernah suka dengan Indah. Sedikitpun tak ada rasa suka buat Indah, Fahri membenci Indah dan hanya menganggap Indah hanya sebatas musuh. Sungguh kejamnya hati Fahri, ia tidak pernah memikirkan perasaan Indah. Tapi, di sisi yang lainnya, Indah juga suka dengan Didit dan sayang dengan Didit. Indah harus menentukan pilihannya itu, sebenarnya Indah saat ini hanya memiliki sedikit rasa suka terhadap Fahri, mungkin Indah harus menerima Didit, karena sekarang ia lebih menyukai Didit daripada Fahri.

------> Bersambung...
Siapakah Fahri itu ? Apa yg akan dilakukan Indah ? tunggu aja kelanjutannya d Part 4 yaa :)
thanks for reading :), Hope you LIKE ! :)
encaaahhhh....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar